Diri adalah ilusi, kesadaran adalah ketidaksadaran. Kita hidup didunia seperti ini, dunia yang paradoks, dunia yang serba abstrak, dunia yang serba relatif, boleh juga dikatakan penuh misteri tapi sungguh menyenangkan menyelami semua ini. Diatas "Realita" yang serba membutuhkan kepastian dan kepastian bahwa kita akan menjadi satu dengan alam.
Tak ada yang lebih penting dari yang lain, tak ada yang lebih benar dari yang lain. Karena semua berawal dari kehampaan atau kekosongan. Manusia memang tukang memilah-milah, tukang membagi-bagi, tukang menggolong-golongkan, tukang memisah-misahkan, memang itu cara mereka untuk dapat mengerti dan memahami. Yang semestinya bukan esensi yang harus dipegang teguh. Bahwa alam itu satu kesatuan makro kosmos.
Terlalu banyak hiasan dunia memang menarik setiap mata manusia, yang membuat mereka lupa pada mulanya. Sehingga sibuk merayakan euforia semu didalam dunia yang tak tentu. Beginilah jalan maju, mundur, zig zag dan berputarnya devolusi yang selalu memiliki kemungkinan tak statis.